Halaman

Minggu, 08 Desember 2019

ANCAMAN RESESI GLOBAL DAN KESIAPAN POLITIK ANGGARAN INDONESIA (OTKK)

Disusun Oleh: Indri Fariska Ainur Nabila

Iskandar Simorangkir menyebut 72 negara dari 110 negara dengan data lengkap hasil riset dari kemenko perekonomian mengalami pertumbuhan ekonomi negatif dilihat dari aktifitas eksport dunia. Faktor harga-harga barang yang sempat naik tidak cukup mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakatnya. Faktor konsumsi domestik inilah yang menjadi salah satu kunci menangkis hadirnya resensi.

Resesi sendiri merupakan kondisi dimana pertumbuha8n ekonomi sebuah negara dalam kurun waktu 2 tri wulan berturut turut mengalami pertumbuhan negatif. Salah satu penyebab awal terjadinya ancaman resensi global ini adalah perang dagang atau persaingan dagang yang sedemikian sengit antara dua kutub kekuatan ekonomi yang selama ini menjadi proses perdagangan dunia, sebut saja China-USA.

Pemerintah terus berusaha melakukan langkah-langkah tepat dalam situasi pelemahan ekonomi global. Dari sisi moneter, Bank indonesia sebagai pemangku kebijakan sudah 4 kali menurunkan suku bunga, termasuk bunga KUR, postur APBN pun telah disiapkan melalui penjabaran berdasarkan target waktu jangka pendek, menengah dan jangka panjang dibidang yang telah di prioritaskan. Antara lain pembangunan SDM, pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi dan birokrasi serta transformasi ekonomi.

Stimulus ekonomi domestik dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat juga menjadi salah satu hal yang mempertahankan daya beli masyarakat. Penyederhanaan regulasi dibidang perekonomian yang menjadi bagian dari agenda OMNI BUS LAW pemerintahan lima tahun kedepan akan membuka iklim investasi baik dari dalam maupun luar negeri.

Dari sisi kebijakan fiskal, disebutkan pula bahwa aktifitas eksport-import dipengaruhi oleh aktifitas politik. Bisnis yang sedikit lesu, penerimaan pajak yang menurun memang real terjadi. Antara lain aktifitas bisnis tambang di papua, sehingga post belanja yang bisa mensuport produktifitas ekonomi tidak terganggu dan cenderung stabil, lagi-lagi hal tersebut dapat dilihat dari daya beli masyarakat dan daya konsumsi yang relatif tetap akan semakin menjadikan perekonomian indonesia kian bersaing ditingkat global.

Perekonomian dunia sedang diguncang oleh bahaya resesi. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Singapura, Inggris, Turki, dll sedang mengalami penurunan pertumbuhan perekonomian dalam dua kuartal berturut-turut. Hal ini membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia direvisi dari 3,5% menjadi 3% saja seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi lebih dari 70 negara dunia yang mengalami resesi dan di ambang bahaya resesi.

Kondisi perekonomian indonesia saat ini masih tergolong cukup realistis dengan target pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen ditengah kondisi riil saat ini yang masih bertengger pada level 5,08 persen.

Daya beli masyarakat harus dijaga dengan kebijakan sosial pemerintah. Pemerintah harus mampu mendisiplinkan keuangan lembaga negara yang selama ini mensuport kesejahteraan masyarakat. Sehingga resensi global sebagai faktor eksternal perekonomian indonesia tidak cukup signifikan mengganggu kondisi perekonomian dalam negeri

Kembali mengenai ancaman resesi, pemerintah perlu melakukan benchmarking terhadap lapangan kerja sebanyak 10 juta orang selama lima tahun tersebut, karena ancaman resensi otomatis akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja sehubungan dengan ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Tanda-tanda resesi kian meningkatkan kekhawatiran. Hal ini dilatar belakangi potensi guncangan dari ketegangan perdagangan yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan ancaman pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mengenakan tarif baru dan ekspor Uni Eropa. Dampaknya ke indonesia sendiri sudah mulai terasa pada kinerja ekspor sepanjang tahun ini. Ini menunjukkan adanya pelebaran defisit transaksi berjalan pada kuartal II-2019 yang berada pada 3,04% dari PDB (US$) 8,4 miliar) dari 2,6% (US$ 8,4 miliar) pada kuartal I-2019.


Artikel diatas memuat tentang materi keuangan

Sumber:
https://www.kompasiana.com/tamita_wibisono/5dd0a555097f36665542c1c3/ancaman-resesi-global-dan-kesiapan-politik-anggaran-indonesia

https://www.kompasiana.com/jhonmiduk/5dcff6ba097f364caf30c452/optimisme-eksistensi-ekonomi-indonesia-ditengah-ancaman-resesi

https://m.bisnis.com/amp/read/20191003/9/1155008/indonesia-perlu-waspadai-ancaman-resesi-ekonomi

https://m.detik.com/news/kolom/d-4742435/ancaman-resesi-dan-phk

https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4771643/resesi-ekonomi-dunia-kian-nyata-indonesia-bisa-apa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar