Halaman

Senin, 14 Oktober 2019

Ekonomi dari MRT

DAMPAK EKONOMI DARI PEMBANGUNAN MRT

Disusun oleh: Nanda dwi ulfa yuniati


    sebagai Proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, merupakan sebuah proyek infrastruktur yang masih digalakkan dan dibuat hingga saat ini. Proyek besar-besaran ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas yang luar biasa di ibukota negara ini. Mengingat Jakarta merupakan ibukota dengan tingkat kepadatan dan stres yang tinggi.

    Sekarang ini, jalur utara-selatan dari proyek ini sedang dibangun (upacara groundbreaking telah diadakan pada Oktober 2013), sementara jalur Timur-Barat sedang dipelajari. Jalur Utara-Selatan, yang akan dibangun dalam dua fase, menghubungkan Kampung Bandan (di Jakarta Utara) dengan Lebak Bulus (di Jakarta Selatan), jalur sepanjang 23,3 kilometer.

    Fase pertama, didanai melalui pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC), yang kemudian bergabung ke dalam Japan International Cooperation Agency (JICA), diharapkan untuk mulai dibuka untuk publik pada tahun 2018.

Fakta Mengenai MRT
    Untuk bagian-bagian di bawah permukaan tanah, terowongan-terowongan berdiameter 6,05 meter perlu dibangun dengan memindahkan sekitar 5 juta kubik meter material dari area konstruksi. Sebagian dari material ini akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan properti di Jakarta Utara.

    Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Trisno Nugroho mengatakan, salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Jakarta adalah pembentukan modal tetap bruto atau investasi di sektor infrastruktur transportasi.

    "Di antaranya disumbang oleh pembangunan infrastruktur transportasi seperti MRT dan LRT," ujar Trisno dalam pertemuan tahunan BI DKI Jakarta, Jakarta, Kamis (6/12/2018).

    Selain itu, penyelenggaraan Asian Games juga memberi dorongan tambahan terhadap kinerja ekonomi yang solid pada kuartal III 2018. Dengan capaian tersebut, Trisno memastikan stabilitas ekonomi terjaga dan momentum pertumbuhan berlanjut hingga 2019.

    "Kita bersyukur, di tengah ekonomi global yang tidak kondusif, kinerja dan prospek ekonomi Indonesia cukup baik," kata Trisno.

    Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan pembangunan kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta tidak perlu dibahas secara financial benefit, melainkan dengan pandangan economic benefit.

    Menurut dia, diskusi ihwal untung-rugi pembangunan MRT menyedihkan. "Sampai kapan pun proyek MRT dimana pun di dunia, jarang yang bisa profit," kata Bambang ketika mengikuti parallel trial run MRT Jakarta, Jumat, 1 Februari 2019.

    Pembangunan MRT juga memberikan keuntungan lain seperti misalnya, perpindahan penggunaan transportasi dari kendaraan pribadi ke transportasi publik yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM), mengurangi kemacetan, dan mengurangi polusi udara.
    Selain itu, pembangunan MRT akan menyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berasal dari peningkatan tenaga kerja. Entah itu ketika pembangunan dan operasional MRT, pengembangan hunian terjangkau, hingga pertumbuhan nilai properti dalam kawasan.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjajal kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia hingga Stasiun Lebak Bulus. Dalam uji coba ini Sri Mulyani menempuh perjalanan selama 30 menit saja.
    Usai mencoba, Sri Mulyani mengatakan, pihaknya berencana untuk menghitung dampak ekonomi dari MRT Jakarta. Nantinya tim tersebut akan terdiri dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan pihak MRT Jakarta.

    "Tadi saya sudah minta tim Kementerian Keuangan dan PT MRT kita mulai menghitung dampak ekonominya," ujarnya saat ditemui di Bundaran MRT Senayan, Jakarta, Rabu (6/3/2019).

    Menurut Sri Mulyani, banyak sekali dampak ekonomi dari pengoperasian MRT Jakarta ini. Entah itu dari sisi infrastrukturnya, dari sisi properti hingga ekonomi di sekitar stasiun yang diprediksi akan tumbuh.
"MRT ini 80% jajarannya anak anak milenial, mereka yang akan beri pelayanan ke masyarakat Indonesia yang mayoritas milenial. ini demografik yang menggembirakan. mereka akan bertahap menjadi generasi yang memimpin dan urus republik ini," kata Sri Mulyani.

    Sebagai informasi, saat ini, progres pembangunan kereta MRT Jakarta mencapai 99%. Setelah beroperasi, proyek senilai Rp16 triliun ini akan memiliki 16 rangkaian kereta dengan enam gerbong di setiap rangkaian perjalanan dan dapat menampung 1.200 hingga 1.800 orang per rangkaian.

    Menkeu mengatakan, pembangunan MRT dapat terealisasi karena menggunakan pendekatan ekonomi, yaitu dapat memangkas waktu tempuh perjalanan. Studi kelayakan yang sudah ada sejak tahun 1990 hanya fokus pada soal finansial, khususnya untung-rugi, sehingga membuat proyek ini tidak dapat terealisasi selama 30 tahun.
    Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, kemacetan ini telah menimbulkan kerugian USD5 miliar atau setara dengan Rp67,5 triliun per tahun. MRT akan menambah pilihan moda transportasi massal yang sudah ada, yaitu KRL dengan kapasitas 1,2 juta orang per hari dan Busway dengan kapasitas 1 juta orang per hari.

Penjelasan di atas membuat bidang ekonomi dan sarpras

Sumber:
-Agung Pambudhy,15 Feb 2019
Dikutip dari: detik.com
https://m.detik.com/finance/infrastruktur/d-4429824/proyek-mrt-jakarta-dan-fakta-mencengangkan-di-baliknya

-Reporter: M Yusuf Manurung,Dwi Arjanto,2 Februari 2019
Dikutip dari:metro.tempo.com
https://metro.tempo.co/read/1171500/mrt-beroperasi-bappenas-tak-mendulang-laba-tapi-dorong-ekonomi/full?view=ok

-Ambaranie Nadia Kemala Movanita,Bambang Priyo Jatmiko,6 Desember 2018
Dikutip dari: ekonomi.kompas.com
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/06/133000526/pembangunan-mrt-dan-lrt-sumbang-pertumbuhan-ekonomi-di-dki-jakarta

-Giri Hartomo , 06 Maret 2019
Dikutip dari: okezone.com
https://economy.okezone.com/read/2019/03/06/320/2026743/sri-mulyani-hitung-dampak-mrt-jakarta-ke-ekonomi-indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar